26/06/08

Main Hati Dengan Siti Main Hati Dengan Siti Main Hati Dengan Siti

Aku menangis ketika akad nikah seminggu yang lalu. Semua menenangkan dan ikut terharu. Padahal aku menangis karena Siti, kekasihku yang dulu.

Malam pertama aku lalui dengan gemetar, karena baru kali itu aku melaluinya, dengan selain Siti. Aku mematikan lampu, istriku menyangka bahwa aku terlampau gugup atau malu. Padahal sebenarnya aku hanya bisa bercinta dengan membayangkan tubuh Siti-ku.

Seminggu berlalu tanpa cumbu. Yang ada hanya istriku yang terus merayu. Namun apa daya, hatiku tak mampu menepis cinta yang terlanjur membiru pada kekasihku yang dulu.

Dua puluh satu menit yang lalu aku menelpon Siti. Aku bilang kalau aku ingin kawin lagi. Tentunya dengan Siti. Siti menolak dengan alasan aku terlampau bodoh untuk kembali.

Lima menit yang lalu aku bicara dengan istri. Aku mengakui kalau aku sudah main hati, dengan Siti. Di luar perkiraanku yang seharusnya istri marah, ternyata malah tersenyum. Ia menyuruhku kawin lagi. Tapi, ia yang pergi.


***
Jakarta, 21 Juni 2008

Tidak ada komentar: